I.
Pendahuluan
Pada tahun 628 M, sekitar 1400 Muslim berangkat ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji. Mereka
mempersiapkan hewan kurban untuk dipersembahkan kepada kaum Quraisy. Kafir
Quraisy menyiagakan pasukannya untuk menahan Muslim agar tidak masuk ke Mekkah.
Pada waktu ini, bangsa
Arab benar-benar bersiaga terhadap kekuatan Islam yang sedang berkembang. Nabi Muhammad SAW
memikirkan langkah agar tidak terjadi pertumpahan darah di Makkah, karena
Makkah adalah tempat suci.
Akhirnya
kaum Muslim menyetujui
langkah Nabi Muhammad SAW, bahwa jalur diplomasi lebih baik
daripada berperang.
“Dia-lah
yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)”.
(Al-Fath:4)
Makna dari
ayat tersebut adalah bahwa Allah SWT telah memberikan ketenangan bagi hati
mereka agar iman mereka bisa bertambah.
Isi dari
Perjanjian Hudaibiyah secara garis besar adalah sebagai berikut :
"Dengan
nama Tuhan. Ini perjanjian antara Muhammad (SAW) dan Suhail bin 'Amru, perwakilan
Quraisy.Tidak ada peperangan dalam jangka waktu sepuluh tahun. Siapapun yang
ingin mengikuti Muhammad (SAW),diperbolehkan secara bebas. Dan siapapun yang
ingin mengikuti Quraisy, diperbolehkan secara bebas.Seorang pemuda, yang masih
berayah atau berpenjaga, jika mengikuti Muhammad (SAW) tanpa izin, makaakan
dikembalikan lagi ke ayahnya dan penjaganya. Bila seorang mengikuti Quraisy,
maka ia tidak akandikembalikan. Tahun ini Muhammad (SAW) akan kembali ke
Madinah. Tapi tahun depan, mereka dapat masuk keMakkah, untuk melakukan tawaf
disana selama tiga hari. Selama tiga hari itu, penduduk Quraisy akan mundurke
bukit-bukit. Mereka haruslah tidak bersenjata saat memasuki Makkah"
II.
PEMBAHASAN
STRATEGI DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH
a. Masyarakat Makkah Pada Awal Penyebaran Islam
Masyarakat Makkah pada awal kenabian
Muhammad SAW dikenal dengan sebutan jahiliyah, yakni masyarakat yang tidak
mengenal Tuhan yang sebenarnya sebab patung dan batu menjadi sembahan tuhan
mereka dan mereka hidup dalam kegelapan terutama yang berkaitan dengan akhlak
dan moral. Masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dan ajaran agama
Tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Ibrahim
A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala
yang mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah SWT)
yang jumlahnya mencapai 300 lebih. Di antara berhala-berhala yang termashyur
bernama: Ma’abi, Hubal, Khuza’ah, Lata, Uzza, dan Manat. Kebiasaan buruk
lainnya dalam masyarakat jahiliyah adalah suburnya tindak kejahatan, perjudian,
mabuk-mabukan, pertikaian antar suku, saling membunuh bahkan mengubur bayi
perempuan yang masih hidup menjadi kebiasaan mereka. Tatanan kehidupan
masyarakat tidak berjalan, yang berlaku hanyalah hukum rimba, siapalah yang
kuat dia yang berkuasa dan siapa yang menang dia yang berkuasa. Mereka sudak
tidak menjadikan ajaran para nabi terdahulu sebagai pedoman hidupnya. Selain
itu ada pula sebagian masyarakat Arab jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang
yang dilakukan kaum Sabi’in serta menyembah matahari, bulan, dan jin yang
diperbuat oleh sebagian masyarakat di luar kota Mekah. Dalam situasi inilah
Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan dakwah ajaran Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar