BAB II
PEMBAHASAN
A. Atletik
Dalam dunia olahraga, dikenal banyak
sekali cabang olahraga, antara lain adalah atletik, permainan, senam
dan beladiri. Dari keempat cabang olahraga tersebut, atletik mempunyai
peranan penting, karena gerakan-gerakannya merupakan gerakan dasar
bagi cabang olahraga lainnya. Atletik menurut Aip Syarifuddin (1992 :2) berasal
dari bahasa Yunani, yaitu Athlon yang artinya
pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan, sedangkan
orang yang melakukannya dinamakan Athleta (Atlet). Dengan demikian dapatlah
dikemukakan, bahwa atetik adalah salah satu cabang yang
dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari,
lompat dan lempar.
Atletik merupakan dasar untuk melakukan bentuk-bentuk gerakan yang
terdapat didalam cabang olahraga yang lainnya. Dengan mengikuti kegiatan
latihan atletik, akan dapat diperoleh berbagai pengalaman yang
sangat berguna dan bermanfaat bagi kehidupan, karena didalam melakukan kegiatan
atletik akan dilatih kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, ketepatan,
daya tekan, koordinasi gerak, keuletan, kedisiplinan dan percaya diri serta
bertanggung jawab (Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1992/1993 : 60).
Dalam cabang olahraga atletik ada
empat nomor lompat yaitu nomor lompat jauh, lompat jangkit, lompat
tinggi dan lompat tinggi galah. Lompat jauh merupakan salah satu nomor atletik
yang wajib diajarkan di SD, SMP dan SMA.
B. Lompat Jauh
Lompat jauh merupakan salah satu
nomor lompat dari cabang olahraga atletik. Lompat jauh menurut Aip Syarifuddin
(1992 : 90) didefinisikan sebagai suatu bentuk gerakan melompat, mengangkat
kaki keatas kedepan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin
diudara (melayang diudara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan
melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
Lompat jauh merupakan suatu gerakan
melompat menggunakan tumpuan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.
Sasaran dan tujuan lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh
mungkin kesebuah letak pendaratan atau bak lompat. Jarak lompatan diukur dari
papan tolakan sampai batas terdekat dari letak pendaratan yang dihasilkan oleh
bagian tubuh. Menurut Engkos Kosasih (1985:67) bahwa yang menjadi tujuan lompat
jauh adalah mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya yang mempunyai empat
unsur gerakan yaitu : awalan; tolakan; sikap badan di udara; sikap badan pada
waktu jatuh atau mendarat. Dalam hal yang sama Yusuf Adisasmita (1992:65)
berpendapat bahwa keempat unsur ini merupakan suatu kesatuan, yaitu urutan
gerakan lompat yang tidak terputus.
Dalam lompat jauh terdapat beberapa
macam gaya yang umum dipergunakan oleh para pelompat, yaitu : gaya jongkok,
gaya menggantung atau disebut juga gaya lenting dan gaya jalan di udara.
Perbedaan antara gaya lompatan yang satu dengan yang lainnya, ditandai oleh
keadaan sikap badan si pelompat pada waktu melayang di udara (Aip Syarifuddin,
1992 : 93). Jadi mengenai awalan tumpuan / tolakan dan cara
melakukan pendaratan dari ketiga gaya tersebut pada prinsipnya sama. Salah satu
gaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah gaya jongkok. Disebut gaya
jongkok karena gerak dan sikap sewaktu badan berada diudara seperti
orang jongkok ( Tamsir Riyadi, 1985: 98).
Untuk
memperoleh hasil yang optimal dalam lompat jauh
selain pelompat harus memiliki kondisi fisik yang baik, juga harus memahami dan
mengusai tehnik untuk melakukan gerakan lompat jauh tersebut.
Bernhard (1993 : 45) menyatakan bahwa unsur-unsur dalam mencapai prestasi
lompat jauh yang maksimal adalah: 1) faktor kondisi fisik terutama kecepatan
tenaga lompatan dan tujuan yang diarahkan pada ketrampilan, 2) faktor tehnik
ancang-ancang, persiapan dan perpindahan fase melayang dan pendaratan.
Dari pendapat di atas dapat
dikatakan bahwa dalam lompat jauh terkandung unsur-unsur kondisi fisik yang
meliputi : kecepatan, tenaga ledak otot tungkai yang mengarah pada ketrampilan.
C. Teknik
Lompat Jauh
Lompat jauh mempunyai empat fase gerakan, yaitu awalan, tolakan,
melayang dan mendarat serta terdapat tiga macam gaya yang membedakan antara
gaya yang satu dengan gaya yang lainnya pada saat melayang diudara. Uraian
mengenai keempat fase gerakan dalam lompat jauh adalah sebagai berikut:
a. Awalan
Awalan adalah langkah utama
yang diperlukan oleh pelompat untuk memperoleh kecepatan pada waktu akan
melompat. Seperti dikatakan Aip Syarifuddin (1992 : 90) awalan merupakan
gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan
melakukan tolakan (lompatan). Jarak awalan yang biasa dan umum digunakan oleh
para pelompat (atlet) dalam perlombaan lompat jauh adalah : 1) untuk putra
antara 40 m sampai 50 m; 2) untuk putri antara 30 m sampai dengan 45 m. Akan
tetapi di dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, terutama di SD hendaknya
disesuaikan dengan kemampuan anak-anak SD. Misalnya antara 15 m sampai 20 m
atau antara 15 m sampai 25 m. Menurut Engkos kosasih (1985 : 67) awalan harus
dilakukan dengan secepat-cepatnya serta jangan merubah langkah pada saat
melompat. Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 91) agar dapat
menghasilkan daya tolakan yang besar, maka langkah dan awalan harus dilakukan
dengan mantap dan menghentak-hentak (dinamis step). Untuk itu dalam melakukan
lari awalan, bukan hanya kecepatan lari saja yang dibutuhkan, akan tetapi
ketepatan langkah juga sangat dibutuhkan sebelum melakukan tolakan.
b. Tumpuan atau
Tolakan
Tumpuan atau tolakan adalah gerakan
menolak sekuat-kuatnya dengan kaki yang terkuat, yaitu meneruskan kecepatan
horizontal ke kekuatan vertical yang dilakukan secara cepat. Menurut
Engkos Kosasih (1985 : 67) tolakan yaitu menolak sekuat-kuatnya pada
papan tolakan dengan kaki terkuat ke atas (tinggi dan ke depan). Dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa melakukan tolakan berarti jarak merubah
kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertical.
Mengenai tolakan, Soedarminto dan
Soeparman (1993 : 360) mengemukakan sebagai berikut : untuk membantu tolakan ke
atas, lengan harus diayun ke atas dan kaki yang melangkah diayunkan
setinggi mungkin (prinsipnya adalah bahwa momentum dari bagian
dipindahkan kepada keseluruhan). Ayunan kaki ke atas mengunci sendi panggul
karena kerjanya Ligamenta iliofemoral.
Pada waktu menumpu seharusnya badan
sudah condong kedepan, titik berat badan harus terletak agak dimuka titik
sumber tenaga, yaitu kaki tumpu pada saat pelompat menumpu, letak titik berat
badan ditentukan oleh panjang langkah terakhirsebelum melompat (Yusuf Adisasmita,
1992 : 67-68).
Dikatakan pula oleh Soegito
dkk (1994 : 146) cara bertumpu pada balok tumpuan harus dengan kuat, tumit
bertumpu lebih dahulu diteruskan dengan seluruh telapak kaki, pandangan mata
tetap lurus kedepan agak ke atas.
c. Melayang di
Udara
Sikap melayang adalah sikap setelah
gerakan lompatan dilakukan dan badan sudah terangkat tinggi keatas.
Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 92/93) sikap dan gerakan badan di udara sangat
erat hubungannya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakan.
Karena pada waktu pelompat lepas dari papan tolakan badan si pelompat akan
dipengaruhi oleh suatu kekuatan yaitu gaya gravitasi (gaya penarik bumi).
Untuk itu, kecepatan lari awalan dan
kekuatan pada waktu menolak harus dilakukan oleh pelompat untuk mengetahui daya
tarik bumi tersebut. Dengan demikian jelas bahwa pada nomor lompat jauh
kecepatan dan kekuatan sangat besar pengaruhnya terhadap hasil tolakan. Tetapi,
dengan mengadakan suatu perbaikan bentuk dan cara-cara melompat serta mendarat,
maka akan memperbaiki hasil lompatan. Perubahan dan perbaikan bentuk tersebut
dinamakan “gaya lompatan” yang sifatnya individual. Pada nomor lompat
(khususnya lompat jauh) perubahan bentuk akan gaya-gaya lompatan itu
tidak akan mempengaruhi parabola dari titik berat badan, tetapi berguna untuk
menjaga keseimbangan serta pandaratan yang lebih baik.
Menurut Engkos Kosasih (1985 : 67)
sikap badan di udara adalah badan harus diusahakan melayang selama mungkin di
udara serta dalam keadaan seimbang. Dalam hal yang sama Yusuf Adisasmita (1992
: 68) berpendapat bahwa pada waktu naik, badan harus dapat ditahan dalam
keadaan sikap tubuh untuk menjaga keseimbangan dan untuk
memungkinkan pendaratan lebih sempurna. Kalaupun mengadakan gerak
yang lain harus dijaga agar gerak selama melayang itu tidak menimbulkan
perlambatan. Pada lompat jauh, waktu melayang di udara berprinsip pada 3 hal
sebagai berikut : 1) bergerak ke depan semakin cepat semakin baik: 2) menolak
secara tepat dan kuat; 3) adapun gerakan yang dilakukan selama melayang di
udara tidak akan menambah kecepatan gerak selama melayang dan hanya berperan
untuk menjaga keseimbangan saja.
Cara
melakukan lompat jauh gaya jongkok menurut Aip
Syarifuddin (1992 : 93) pada waktu lepas dari tanah (papan tolakan)
keadaan sikap badan di udara jongkok dengan jalan membulatkan
badan dengan kedua lutut ditekuk, kedua tangan ke depan. Pada waktu
akan mendarat kedua kaki dijulurkan ke depan kemudian mendarat pada kedua kaki
dengan bagian tumit lebih dahulu, kedua tangan ke depan.
Pada prinsipnya sikap badan diudara
bertujuan untuk berada selama mungkin diudara menjaga keseimbangan tubuh dan
untuk mempersiapkan pendaratan. Sehubungan dengan itu diusahakan jangan sampai
menimbulkan perlambatan dari kecepatan yang telah dicapai. Dengan demikian
tubuh akan melayang lebih lama.
d. Mendarat
Mendarat adalah sikap
jatuh dengan posisi kedua kaki menyentuh tanah secara bersama-sama dengan
lutut dibengkokkan dan mengeper sehingga memungkinkan jatuhnya badan
kearah depan. Seperti dikatakan Yusuf Adisasmita (1992 : 68) pada saat mendarat
titik berat badan harus dibawa kemuka dengan jalan membungkukkan badan hingga
lutut hampir merapat, dibantu pula dengan juluran tangan kemuka. Pada waktu
mendarat ini lutut dibengkokkan sehingga memungkinkan suatu momentum membawa
badan ke depan di atas kaki. Mendarat merupakan suatu gerakan terakhir dari
rangkaian gerakan lompat jauh. Sikap mendarat pada lompat jauh baik untuk
lompat jauh gaya jongkok, gaya menggantung maupun gaya jalan di udara adalah
sama, yaitu : pada waktu akan mendarat kedua kaki dibawa ke
depan lurus dengan cara mengangkat paha ke atas, badan dibungkukkan
ke depan, kedua tangan ke depan, kemudian mendarat dengan kedua tumit terlebih
dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut ditekuk, berat badan dibawa kedepan
supaya tidak jatuh dibelakang, kepala ditundukkan, kedua tangan ke depan (Aip
Syarifuddin, 1992 : 95).
Gerakan mendarat dapat disimpulkan
sebagai berikut : sebelum kaki menyentuh pasir dengan kedua tumit, kedua kaki
dalam keadaan lurus ke depan, maka segara diikuti ayunan kedua lengan ke depan.
Gerakan tersebut dimaksudkan supaya secepat mungkin terjadi perpindahan posisi
titik berat badan yang semula berada di belakang kedua kaki berpindah ke depan,
sehingga terjadi gerakan yang arahnya sesuai dengan arah lompatan dengan
demikian tubuh akan terdorong ke depan setelah menginjak pasir.
Untuk lebih jelasnya, gambar dibawah ini menunjukkan serangkaian gerakan lompat
jauh gaya jongkok dari take-off sampai sikap mendara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar